Wagub Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi diundang bercerita pengalaman masa mudanya di acara Mukernas XIII Wahdah Islamiyah. Pak Hadi ditemani seorang praktisi masalah anak dan remaja, Kak Ahmad Syarif di sesi webinar pengembangan remaja pada Malam Sabtu (25/12/2020).
Wahdah Islamiyah serius dalam masalah anak dan remaja ini. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya lembaga khusus untuk anak dan remaja yang diberi nama LP2AR (Lembaga Pengembangan Pendidikan Anak dan Remaja).
Banyak persoalan yang terjadi di usia anak dan remaja. Baik yang terungkap maupun tidak terungkap kata ketua Umum Wahdah Islamiyah, Ustaz Dr. KH. Muhammad Zaitun Rasmin, M. A. Hal ini dikatakan saat memberi pengarahan webinar pembinaan remaja. Sesi di sela Mukernas Wahdah Islamiyah yang memberi penguatan dalam pembinaan keluarga yang dilaksanakan melalui aplikasi video converence.
Pak Hadi dekat dengan Ustadz di Wahdah Islamiyah sejak di bangku kuliah. Sebagai pemuda, beliau bercerita pengalaman awalnya di Kota Makassar. Sebagai perantau yang tidak punya keluarga, beliau menemukan sosok pekerja keras yang sangat sesuai dengan karakter yang diterima dari orang tua yang sangat disiplin dan keras. “Saya sejak SD sudah bisa memasak, menyapu, mengepel, cuci piring, cuci baju, setrika, itu sejak sd, dan alhamdulillah sejak SD saya sudah shalat lima waktu,” cerita Pak Hadi. “Dan Alhamdulillah ketika di Makassar saya merantau tidak punya keluarga saya temukan orang-orang yang juga dengan orang yang menjadi yang terus bekerja keras. Dan Alhamdulillah, Ustadz Qosim Saguni ini pekerja keras, kemana-mana naik motor. Saya ingat beliau bonceng saya dan kadang saya bonceng beliau,” lanjut Pak Hadi.
Kak Syarif sepakat dengan pendekatan LP2AR yang menghadapi remaja dengan metode DEKAT – Dengarkan – Endapkan – Komunikasikan – Arahkan – Tegaskan. Sebagai praktisi anak dan remaja beliau mengingatkan bahwa karakter remaja itu masih penuh dengan semangat. “Jadi kita langsung dengarkan, eh..nggak mendengarkan tapi langsung arahkan dan tegaskan,” kata Kak Syarif.
Dengan judul materi ‘Remaja Tangguh, Tidak Baper dan Tidak Caper’, Kak Syarif yang sarjana psikologi memberi kiat untuk mendidik remaja tangguh. Yaitu, self esteem dan coping problem. Untuk self problem caranya antara lain; buatkan benteng dari namanya, kenali kelebihan dan potensi dirinya, dan merasa dirinya berharga dan memandang dirinya positif. Dan untuk coping problem, caranya; kenali dan diskusikan, bantu memilih problem solving, dan diskusi untuk melatih pusat berpikir mereka.
Menyambung materi dari Kak Syarif, Pak Hadi memberikan modal dasar agar dapat menjadi pemuda yang tangguh.Beliau, yang lama menjadi guru dan dosen menceritakan sosok Muhammad Al Fatih sang penakluk Konstantinopel sebagai tokoh inspirator. Katanya ada tujuh yang harus dimiliki pemuda sebagai modal untuk menjadi pemuda tangguh, diantaranya, harus memiliki cita-cita yang tinggi, harus memiliki ketulusan dan keikhlasan dalam berjuang, harus memiliki kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang luas, harus memiliki kemampuan komunikasi, harus menjadi pekerja keras, harus memiliki keteguhan dan keyakinan dalam menggapai cita-cita, dan harus menjadi pemberani. []