Di tengah hiruk pikuk perempatan Antang, Makassar, seorang tukang ojek bernama Dg. Roa tak henti-hentinya mengantarkan penumpang. Sosoknya yang sederhana, dengan kaos oblong, celana jeans, dan topi, mungkin tak akan menarik perhatian banyak orang. Namun, di balik penampilannya yang biasa, tersimpan kisah luar biasa yang mampu menyentuh hati para jamaah Masjid Anas bin Malik STIBA Makassar.
Pada malam-malam Ramadan 1445, Dg. Roa menjadi salah satu jamaah yang setia mengikuti kegiatan i’tikaf dan qiyamullail di masjid tersebut. Penampilannya yang berbeda dari para jamaah lain, dengan rambut panjang menjuntai melewati bahu, sempat menimbulkan rasa curiga dan menjadi bahan perbincangan di antara panitia.
Namun, keraguan itu sirna saat mereka mengetahui ketekunan Dg. Roa dalam beribadah. Tak hanya selalu hadir di awal malam untuk i’tikaf, Dg. Roa juga tak pernah absen mengikuti qiyamullail hingga subuh. Di tangannya, selalu tergenggam mushaf kecil berwarna merah, yang ia baca dengan khusyuk di sela-sela menunggu pelanggan.
Kesaksian para panitia semakin memperkuat kekaguman mereka terhadap Dg. Roa. Sejak awal Ramadan, Dg. Roa telah menunjukkan komitmennya dalam beribadah di masjid. Bahkan, terungkap bahwa Dg. Roa aktif mengikuti kegiatan tarbiyah yang dibina oleh salah satu dai di Wahdah Makassar.
Kisah inspiratif Dg. Roa menjadi pengingat bagi kita semua untuk tidak mudah menilai orang lain hanya dari penampilan luarnya. Di balik kesederhanaan, bisa saja tersimpan keteguhan iman dan semangat yang luar biasa. Dg. Roa bukan hanya seorang tukang ojek biasa, tetapi juga teladan bagi kita semua dalam memperjuangkan ketaatan kepada Allah SWT.
Pada pagi hari ke-29 Ramadan 1445, STIBA Makassar memberikan hadiah sarung sholat dan buku dasar-dasar keislaman kepada Dg. Roa. Diiringi doa agar Dg. Roa dan keluarganya selalu istiqamah di jalan Allah SWT.
Kisah Dg. Roa adalah bukti nyata bahwa Allah SWT tidak memandang hamba-Nya dari penampilan luar, tetapi dari keikhlasan hati dan ketaatan mereka. Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan selalu bersyukur atas segala nikmat Allah SWT.
Sumber : FB Ketua STIBA Makassar, Ustaz Dr. Ahmad Hanafi Dain Yunta.